Migrasi Penduduk

Migrasi Penduduk
Tahukah anda mengapa penduduk kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan lain menjadi padat. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan penduduk suatu kota-kota besar tersebut menjadi padat? Salah satu penyebabnya adalah karena adanya migrasi. dalam penjelasan berikut akan kami bahas tentang pengertian migrasi, faktor-faktor migrasi, dampak negatif migrasi dan dampak positif migrasi.

a. Pengertian migrasi
Setiap orang pasti pernah mengalami atau melakukan bepergian meninggalkan tempat tinggalnya. Ada yang hanya sampai ke desa lain, ada yang sampai ke kecamatan lain, ada yang melintas propinsi, bahkan ada yang melintas batas negara. Lamanya bepergian ada yang untuk sementara, ada pula yang untuk selama-lamanya tidak kembali ke tempat asalnya. Jadi ada orang bepergian untuk sementara, kemudian kembali ketempat asalnya dan ada yang tidak kembali lagi ke tempat asalnya untuk selama-lamanya. Jadi ada dua bentuk mobilitas penduduk, yang lazim diisebut migrasi permanen dan non permanen.
jadi dapat disimpulkan bahwa migrasi adalah perpindahan penduduk baik sementara atau selamanya, dengan tujuan tertentu.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi
Kalau anda amati di TV banyak penduduk dari beberapa daerah di Jawa bahkan luar jawa yang datang ke Jakarta, bahkan ada yang pergi ke luar negeri. Apa yang mereka lakukan di tempat tujuan?. Ada yang sekedar rekreasi, ada yang melanjutkan sekolah, ada yang bekerja dan lain sebagainya.
Kalau kita amati ternyata yang menyebabkan mereka melakukan mobilitas dari tempat asalnya karena ada beberapa pertimbangan. Perhatikan gambar skema nomor 10, yang dibuat oleh Everett S Lee (976) sebagai berikut:


Dari skema diatas kiranya anda dapat mamahami tentang faktor-faktor yang menentukan seseorang melakukan perpindahan
Anda telah mengenal mobilitas penduduk itu ada dua yaitu mobilitas permanen dan nonpermanen. Ada perilaku yang menarik bagi para pelaku mobilitas permanen. Walaupun mereka sudah menetap di tempat tujuan tetapi mereka tetap menganggap bahwa tempat asal sebagai rumah yang pertama dan tempat tujuan merupakan rumah yang kedua. Para migran inilah disebut "bilocal population" (Mantra,2003).
Gerak penduduk yang non permanen (sirkulasi) dapat dibagi menjadi dua yaitu ulang-alik (Commuting) dan menginap di daerah tujuan. Ulang-alik adalah gerak penduduk dari daerah asal menuju ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu kembali ke daerah asal pada hari itu juga. Sedangkan menginap diukur dari lamanya meninggalkan daerah asal lebih dari satu hari tetapi kurang dari enam bulan. Bagi daerah tujuan para migran sirkuler tersebut disebut penduduk musiman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa penduduk memutuskan untuk menjadi migran sirkuler (non permanen) yaitu karena adanya kekuatan yang mengikat di daerah asal dan kekuatan yang mendorong untuk meninggalkan daerah asal, serta kekuatan yang menarik dari daerah tujuan
Keseimbangan antara kekuatan inilah yang menjadi penentu seseorang memutuskan menjadi migran sirkuler. Untuk lebih memahami tentang materi ini perhatikan gambar skema nomor berikut.

Kekuatan pengikat, misalnya:
  1. Kerikat tanah warisan
  2. Keeratan hubungan antara warga tetangga
  3. Keterikatan tradisi yang sudah membudaya
  4. Keterikatan anggota keluarga (orang tua)
  5. Keterikatan tempat kelahiran

Kekuatan pendorong, misalnya:
  1. Terbatasnya lapangan kerja
  2. Terbatasnya fasilitas pendidikan
  3. Terbatasnya fasilitas olah raga

Kekuatan penarik, misalnya:
  1. Mudahnya mencari pekerjaan
  2. Upah pekerja relatif lebih tinggi
  3. Banyak tersedia fasilitas pendidikan, olah raga, kesenian/hiburan dan kesehatan

Sebagian besar pelaku mobilitas non permanen (migrasi sirkuler) adalah penduduk yang berasal dari perdesaan menuju kota. Fenomena ini disebut migrasi adalah  desa - kota atau lazim disebut urbanisasi. Urbanisasi itu sendiri sebenarnya suatu proses dan gejala geografis yang mempunyai beberapa pengertian antara lain ialah suatu proses pemekaran wilayah perkotaan sebagai akibat dari semakin bertumbunya proporsi penduduk yang bertempat tinggal di kota (zelensky, 1966).

Pulau Jawa merupakan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi diantara pulau-pulau yang lain. Persebaran penduduk yang tidak merata menimbulkan beberapa masalah, diantaranya kelebihan penduduk di Pulau Jawa, Madura, Bali yang terwujud dalam sulitnya angkatan kerja mendapat pekerjaan pendapatan penduduk yang rendah dan angka pengangguran meningkat. Salah satu program pemerataan penduduk adalah transmigrasi. Transmigrasi merupakan bentuk migrasi permanen yang dapat diartikan sebagai perpindahan dan atau pemindahan penduduk secara menetap dari daerah padat ke daerah lain yang jarang penduduknya untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Ditinjau dari pelaksanaannya, teransmigrasi dibagi menjadi dua ialah; Transmigrasi umum dan swakarsa. Transmigrasi umum adalah transmigrasi yang sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah, baik inisiatif, pembiayaan dan pemilihan lokasinya. Sedangkan transmigrasi swakarsa adalah transmigrasi yang inisiatif maupun pelaksanaannya berasal dan ditanggung oleh transmigran sendiri
Dampak Migrasi dan Penanggulangannya
1) Dampak Positif
Setelah anda mempelajari dan memahami migrasi penduduk, terutama migrasi desa-kota bagi anda yang berasal dari daerah perdesaan dapatkah anda mersakan perubahan kondisi dan situasi di pedesaan anda? Bandingkan keadaan di perdesaan anda dengan 10 tahun yang lalu. Tentunya telah banyak perubahan bukan? Bagaimanakah keadaan transportasinya, sikap dan cara berpikir penduduk, bentuk bangunan fisik, rumah dan lain sebagainya. Fenomena tersebut akan nampak jelas sekali pada suasana hari Raya Idul Fitri dimana hampir semua penduduknya yang bertempat tinggal di luar desanya (di kota) kembali pulang ke kampungnya yang lazim disebut mudik.
Ternyata perpindahan penduduk terutama dari desa menuju ke kota mempunyai dampak positif. Dampak positif tersebut terutama terhadap pembangunan regional antara lain.
a) Bidang pengetahuan, dapat mengubah pola tradisional ke pola hidup modern
b) Bidang ekonomi, lebih memeratakan peredaran uang melalui remiten
Contoh:
Di kabupaten Gunung Kidul setiap Idul Fitri para pemudik yang pulang berjumlah seiktar 100.000 orang, masing-masing membawa uang rata-rata Rp.500.000,- berarti sirkulasi uang yang ada sebesar Rp. 50 miliar masuk ke Gunung Kidul, hal ini termasuk yang dikirim lewat wesel dan transfer bank.
c) Bidang Geografis, mengatur keseimbangan antara kemampuan daya dukung alam dengan pertumbuhan penduduk.

2) Dampak Negatif
Di samping dampak positif seperti yang telah anda ketahui, migrasi terutama migrasi desa-kota ternyata juga menimbulkan permasalahan baik di desa maupun di kota. Secara singkat dampak negatif dari migrasi desa-kota tersebut adalah adanya ketimpangan persebaran keruangan dan tekanan penduduk di daerah tujuan. Permasalahan yang muncul di daerah pedesaan antara lain:
a) Kehilangan tenaga kerja yang produktif
b) Kesulitan mencari tenaga kerja bidang pertanian
c) Lahan pertanian tidak terurus
Bagi daerah perkotaan, permasalahan yang muncul antara lain
a) Penduduk kota semakin bertambah banyak
b) Jumlah pengangguran baik kentara maupun tidak entara semakin meningkat dan sulitnya mencari pekerjaan, kejahatan semakin meningkat, meningkatnya bangunan liar dan slum area, dan kemacetan lalu lintas.
d. Usaha-usaha Mengatasi Permasalahan Akibat Migrasi
Untuk mengatasi permasalahan akibat migrasi desa-kota (Mantra 2003) antara lain:
1) Bagi kota-kota besar untuk menghambat arus migrasi perlu dilaksanakan politik kota tertutup. Bagi penduduk yang tidak memiliki KTP dan pekerjaan yang tetap tidak diperbolehkan menetap.
2) Melaksanakan Pembanguna Regional melalui pembangunan kota-kota satelit disekitar kota tujuan utama seperti Jabotabek di Jakarta, Bandung raya di Bandung, Gerbangkertosulia di Surabaya.
3) Program pembangunan pedesaan (Rural Development Program dengan menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki desa sehingga penduduk desa tidak perlu lagi pergi meninggalkan desanya untuk mencari pekerjaan, bahkan diharapkan penduduk yang sudah tinggal di kota kembali lagi ke desanya masing-masing Di Jawa Timur dikenal Grakan Kembali ke Desa yang pernah dicanangkan oleh Gubernur Jawa Timur waktu itu Basofi Sudirman.

0 Response to "Migrasi Penduduk"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel