Pengaruh Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi


1. Rotasi Bumi
orang jaman dahulu percaya bahwa Bumi tidak bergerak, mereka menjelaskan bahwa pergantian siang dan malam, serta perubahan posisi bintang-bintang di langit disebabkan oleh langit yang bergerak mengelilingi Bumi. Namun sekarang ini telah kita ketahui bahwa peristiwa pergantian siang dan malam disebabkan oleh rotasi Bumi atau perputaran Bumi pada porosnya. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali rotasi adalah 24 jam atau tepatnya 23 jam 56 menit. Arah rotasi dari Barat ke Timur sama dengan arah revolusinya. Kita tidak dapat menyaksikan rotasi Bumi namun yang dapat kita saksikan adalah Matahari dan bintang-bintang yang lain terbit di Timur dan terbenam di Barat.
Gerakan Matahari dan bintang-bintang dari timur ke barat ini sebenarnya merupakan gerakan semu dari benda-benda langit akibat Bumi kita berotasi dari barat ke timur
Salah satu bukti terbaik bahwa bumi berputar pada porosnya yaitu sebuah percobaan ayunan bandul yang dilakukan oleh J B, Leon Faucault (1819 1868), seorang ahli fisika berkebangsaan Perancis, pada tahun 1851. Ia menggunakan bandul yang panjangnya 200 kaki yang pada saat ini disebut bandul Faucault. 
Foucault mengadakan percobaan dengan menggantungkan sebuah bandul pada ujung tali baja yang panjangnya 200 kaki dan menggantungkan bandul tersebut di atas gedung Phantheon Paris. Di ujung bawah bandul diikatkan sebuah jarum yang bertumpu pada punggung bukit pasir melengkung yang terletak di atas lantai gedung.

Foucault mengayunkan bandul ini sehingga bandul bergerak bolak-balik pada bidang yang sama dan jarum pada ujung beban mulai menggores untuk membentuk garis-garis jejak di punggung pasir. Selama bandul terus berayun ternyata garis-garis itu mengikuti arah yang berbeda-beda. Bandul tidak pernah berubah arah, oleh karena itu pastilah punggung pasir yang bergerak. Karena punggung pasir bertumpu di lantai gedung Pantheon dan gedung Pantheon sendiri bertumpu pada Bumi. maka pastilah yang bergerak adalah Bumi sendiri yang berotasi.

2. Pengaruh Rotasi Bumi terhadap Kehidupan di Bumi
Bumi berputar pada porosnya (rotasi) dari barat ke timur. Akibat rotasi bumi. yaitu

a. Adanya Pergantian Siang dan Malam
Matahari sebagai sumber cahaya dan energi selalu memancarkan sinar dan energinya ke segala arah, masuk ke benda-benda angkasa dalam susunan Matahari.
seperti halnya Bumi kita. Bumi kita bulat seperti bola, sehingga sebagian permukaan Bumi yang mendapat cahaya dan energi berganti terus sepanjang waktu. Hal itu disebabkan Bumi kita berputar pada porosnya (rotasi). Bagian permukaan Bumi yang kebetulan mendapat sinar Matahari, disebut dalan keadaan siang, sedang bagian permukaan Bumi yang kebetulan tidak mendapat sinar Matahari disebut malam hari.
Jadi rotasi bumi dari barat ke timur menyebabkan separuh bola Bumi mengalami siang hari rata-rata selama 12 jam dan separuhnya lagi mengalami malam hari rata-rata selama 12 jam. Panjang periode siang dan malam hari di khatulistiwa hampir sama sepanjang tahun, yaitu siang berlangsung 12 jam dan malam berlangsung 12 jam. Kadang-kadang ada perbedaan sedikit, yaitu panjang siang tidak sama dengan panjang malam. Suatu waktu siang hari waktunya lebih panjang dibandingkan pada malam hari. Perbedaan ini menjadi lebih besar untuk tempat-tempat yang jauh dari khatulistiwa (misal di daerah lintang sedang dan kutub)
Demikian berganti terus menerus sepanjang waktu. Antara bagian permukaan bumi yang kebetulan siang dan bagian permukaan bumi yang kebetulan malam terdapat batas yang disebut lingkaran bayangan.

b. Peredaran Semu Matahari dan Bintang-Bintang
Jika kita memandang matahari dan bintang-bintang di langit, nampak oleh kita benda-benda angkasa itu bergerak dari timur ke barat. Matahari dan bintang- bintang terbit dari timur dan tenggelam di barat. Namun hal itu sebetulnya hanyalah gerak semu benda-benda langit itu (Matahari dan Bintang). Yang benar justru bumi kitalah yang bergerak. Karena Bumi berotasi dari barat ke timur, maka benda-benda langit kelihatan bergerak dari timur ke barat. Bandingkan dengan pohon-pohon yang bergerak dari timur ke barat, jika kita naik kereta api dari barat ke timur. Demikian kesan yang kita lihat. Itulah gerak semu

c. Perubahan Arah Angin
angin sumber : pixabay
Salah satu pengaruh dari rotasi Bumi terhadap kehidupan sehari - hari. Di daerah antara 30°  LU dengan 30°  LS terdapat angin, yang disebut angin pasat. Angin itu terletak rendah di atas permukaan air laut, dari daerah subtropis ke khatulistiwa atau dari garis lintang 30° LU (LS) ke arah ekuator. Akibat rotasi Bumi, maka angin yang semula arahnya dari utara (dari 30° LU), akan berbelok ke arah kanan sedang yang semula arahnya dari selatan (dari 30°  LS) akan berbelok ke kiri. Dan hal itu sesuai dengan hukum Buys Ballot yang mengatakan bahwa angin bergerak dari tekanan maksimum ke tekanan minimum dan di sebelah utara ekuator angin berbelok ke kanan, sedang di selatan ekuator ke kiri

d. Perbedaan Waktu untuk Daerah Bujur yang Berbeda

Bumi kita ini berputar pada sumbunya selama 24 jam. Hal itu berarti setiap 1 = jam 150 bujur atau setiap 1° bujur 4 menit. Angka 1 jam 15° bujur berasal dari 360° : 24" 15. Jadi Indonesia yang terletak pada bujur 95o BT 142° BT mempunyai derajat bujur sebesar 46°. Hal ini akan menyebabkan adanya perbedaan waktu antara daerah satu dengan daerah lain. Untuk menyederhanakan, Indonesia membagi wilayahnya menjadi tiga daerah waktu: yaitu waktu Indonesia Bagian Timur, Waktu Indonesia Bagian Tangah, Waktu Indonesia Bagian Barat, yang masing-masing berselisih atau berbeda 1 jam.
Batas tanggal internasional terletak pada bujur 180° BT yang berimpit dengan 180° BB Garis itu terletak di Samudra Pasifik, di sebelah barat Kepulauan Hawai (Amerika Serikat). Dengan adanya batas tanggal internasional, kita bisa menyeragamkan tanggal (kalender) pada separuh bagian Bumi. Hal ini merupakan keuntungan bagi orang-orang yang berlayar ke timur, yang melewati batas tanggal internasional ini. Jika mereka berlayar dari kota Tokyo pada tanggal 15 April, sehari kemudian setelah melewati batas tanggal internasional ini masih juga tanggal 15 April, bukan tanggal 16 April. Sebaliknya jika berlayar ke barat. Apabila kita berangkat tanggal 15 April, sehari kemudian (setelah melewati batas tanggal internasional) bukan tanggal 16 April, tetapi tanggal 17 April. Hal ini akibat dari rotasi bumi dari barat ke timur.
Perlu dingat bahwa garis bujur untuk batas tanggal internasional berbeda dengan garis bujur untuk penentuan waktu. Garis bujur untuk menetukan waktu (lonceng) internasional terletak di bujur 0o, yaitu sebuah kota kecil bernama Greenwich, dekat London (nggris).
Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur, menyebabkan waktu pada separuh dunia bagian timur lebih dulu daripada waktu pada separuh dunia bagian barat. Dengan kata lain, tempat-tempat pada bujur timur (BT) lebih dulu daripada tempat-tempat pada bujur barat (BB). Untuk lebih jelasnya.
Dari peta tersebut, kita dapat melihat bahwa waktu (lonceng) di Asia-Afrika lebih dulu daripada waktu (lonceng) di Canada Amerika. Dalam hal waktu (lonceng) ini, kita berpedoman pada garis bujur 0°, yaitu bujur yang melewati kota Greenwich. Namun dalam hal penentuan waktu (kalender), yang dipakai sebagai pedoman perhitungan adalah batas tanggal internasional. Dengan demikian, tanggal untuk Canada-Amerika akan lebih kemudian daripada waktu untuk Asia-Afrika. Dengan kata lain, jika kita berlayar satu hari dari Hawai (Honolulu) ke barat melewati batas tanggal internasional dengan tujuan Jepang (Tokyo), kita akan sampai selang (satu) hari. Jika kita berangkat dari Honolulu pada tanggal 2 April, maka kita sampai di Tokyo pada tanggal 4 April. Namun sebaliknya, jika kita dari Tokyo tanggal 2 april berlayar ke Honolulu satu hari, maka kita akan sampai pada tanggal 2 April juga.
Indonesia terletak pada separuh dunia bagian timur, yaitu pada 95° BT - 141° BT. Dengan kata lain, seluruh wilayah Indonesia mempunyai bujur sebesar 46°. Untuk menyeragamkan perhitungan waktu (onceng) di seluruh dunia, maka dunia dibagi menjadi 24 daerah waktu. Masing-masing daerah besarnya 15° bujur. Atau setiap 15° bujur sama dengan satu jam (60 menit). Jadi setiap 1° bujur besarnya 4 menit.
Indonesia, derajat bujurnya sebesar 46°. Oleh karena itu, waktu di Indonesia dibagi menjadi tiga daerah waktu, yang masing-masing berbeda 60 menit. Adapun daerah waktu di Indonesia itu terdiri atas:

  1. Waktu Indonesia Bagian Timur (WI), yang meliputi propinsi di Maluku dan Papua.
  2. Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), yang meliputi Propinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bali, propinsi di Sulawesi, Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
  3. Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB, yang meliputi Propinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, propinsi di Jawa dan Sematera.


Dengan adanya pembagian daerah waktu tersebut, kita dengan mudah dapat menghitung perbedaan waktu antara Jayapura (Papua) dengan Bandung (Jawa Barat).
Jika di Jayapura pukul 09.00, maka di Bandung baru pukul 07.00. Namun hal itu akan membawa akibat sampingan (bagi arloji yang kita pakai).
Jika kita pergi dari Jayapura ke Bandung, maka setelah sampai di Bandung, jam atau arloji yang kita pakai harus kita undurkan 2 jam agar waktunya sama dengan waktu di Bandung (yang termasuk WIB). Jika tidak, maka waktu yang ditunjuk oleh arloji yang kita pakai akan terlalu cepat 120 menit atau 2 jam.
Hal lain yang penyebabnya sama adalah jika naik pesawat terbang dari Jakarta ke Papua. Jika kita berangkat dari Jakarta pada pukul 07.00 WIB, dengan waktu terbang selama 5 jam, maka sampai di Jayapura arloji kita baru menunjukkan angka 12. Berarti baru pukul 12.00 (WIB). Pavdahal arloji atau jam dinding dari teman-teman kita di Jayapura sudah menunjukkan l angka 2 atau sudah pukul 14.00. Berarti kita harus mengajukan arloji yang kita pakai sebanyak 2 jam, jika menghendaki waktu yangditunjuk oleh arloji kita sama dengan waktu setempat bisa anda (WIT). 

0 Response to "Pengaruh Rotasi Bumi Terhadap Kehidupan di Bumi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel