Bentuk Gunungapi dan Material hasil erupsi

Bentuk Gunungapi

Gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga menurut bentuknya antara lain:

  1. Gunungapi perisai, yaitu gunung api yang bentuknya seperti perisai atau tameng. Gunungapi ini lerengnya sangat landai. Material yang dikeluarkan pada waktu terjadi erupsi berupa lava yang sangat cair. Contoh: G. Manoa Loa di Hawai. Erupsi yang dimikian disebut erupsi efusif (Lihat Gambar 13).
  2. Gunung api strato, yaitu gunungapi yang berbentuk seperti kerucut. Material yang dikeluarkan pada waktu terjadi erupsi berselang-seling antara lava cair encer dan lava cair kental. Gunung semacam ini makin lama akan makin bertambah tinggi. Pada umumnya gunungapi di Indonesia termasuk jenis gunungapi strato. Perhatikan Gambar 14.
  3. Gunungapi maar yaitu gunungapi yang letusannya sangat kuat (eksplosif. Dan batuan yang ada di sekeliling lubang kepundan hancur dan terangkut keluar, sehingga terbentuk lubang kepundan berbentuk corong. Contoh: G. Paricutin di Meksiko, G. Rinjani di Nusatenggara. Bila dasar dan dinding corong, kepundan tak dapat ditembus air (kedap air/permiabel) maka akan terbentuk danau kawah, seperti pada G. Rinjani (Sumbawa). Perhatikan Gambar 15. 


Material hasil erupsi
Pernahkah Anda berada di dekat gunungapi yang sedang meletus? Jika pernah kemungkinan Anda akan melihat asap hitam yang mengepul dari puncak gunung, leleran lava pijar yang menuruni lereng dan merasakan terjadinya hujan abu vulkanis. Apa yang akan Anda lakukan bila terjadi peristiwa yang demikian? 

Gunungapi mengeluarkan tiga jenis material saat meletus, yaitu material padat (piroklastika), material cair (lava cair) dan gas. 

Gas-gas yang dikeluarkan oleh gunungapi disebut ekshalasi. Gas-gas tersebut dapat berujud asam sulfida (H2s), asam sulfat (12so4), carbon dioksida (CO2) klorida (CL) uap air (H20) dan sulfida (HCL).

Tidak selamanya gunungapi itu aktif. Suatu ketika aliran magma dari batholith makin berkurang dan akhirnya terhenti sama sekali. Bila aliran lava terhenti maka gunungapi itu dikatakan telah padam atau mati.

Kadang-kadang sebuah gunungapi seolah-olah tampak telah padam, karena kepundannya tersumbat oleh lava yang membeku sehingga gejala vulkanisme tidak tampak. Padahal di dalam badan gunung, aliran magma dan gas dari batolith masih terus berlangsung. Pada suatu saat bila tekanan gas dan magma sudah sedemikian kuat akan mampu mendorong dan melontarkan sumbat lava pada kepundan dengan dahsyat dan tiba-tiba, sehingga terjadilah letusan yang sangat eksplosif. Letusan yang demikian mampu melontarkan batu, kerikill dan awan debu yang sangat pekat, menyebar ke wilayah sekitarnya. Contoh letusan semacam ini adalah Gunung Krakatau (Selat Sunda, 1883), Gunung Tambora (Sumbawa, 1815), Gunung Visuvius (talia, 79 SM), dan Gunung. Galunggung (Jawa Barat) pada akhir abad ke XX. 

Dengan demikian gunungapi yang tampak tidak aktif, sewaktu- waktu dapat meletus, bila kegiatan magma di dalam gunung masih aktif.

Letusan yang sangat kuat mampu membentuk kawah yang luas dan terjal disebut kaldera. Contohnya Kaldera Tengger dengan lebar kawah 8 km, kaldera ljen l1 km, Kaldera Batur 10 km.

tanda-tanda alami gunung yang akan meletus biasanya, gunung tersebut semakin mengering, intensitas gempa (vulkanik) semakin tinggi; sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung; binatang banyak yang menuruni lereng.

0 Response to "Bentuk Gunungapi dan Material hasil erupsi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel