ERUPSI PREATIK DAN VULKAN LUMPUR (LUMPUR VULKANIK)



Erupsi Preatik merupakan letusan yang terjadi di suatu tempat, tetapi bukan berkaitan langsung dengan kegiatan magma atau adanya gunung-api. Proses terjadinya: Bila di suatu daerah terjadi gempa bumi (tektonik) yang cukup kuat, maka dapat menyebabkan terjadinya retakan atau patahan tanah (lapisan batuan) di permukaan bumi. 


Pada retakan atau patahan tersebut kemudian disusupi oleh air tanah yang berasal dari daerah sekitarnya. Air tanah yang menyusup melalui retakan atau patahan itu mencapai pada kedalaman tertentu yang suhu di kedalaman itu mencapai titik didih. Akibatnya ialah air tanah yang menyusup ke bawah melalui patahan tadi berubah menjadi uap air, dan menempati pori-pori batuan tanah. Makin lama kandungan uap air ditempat itu makin besar dan memiliki tekanan yang besar. Pada suatu saat tekanan uap air sedemikian besar sehingga mampu mengangkat dan melontarkan tanah dan batu-batuan yang ada di atasnya dan terjadilah letusan. Letusan yang terjadi secara demikian disebut erupsi preatik Contoh letusan demikian adalah di Lembah Suoh, Bengkulu pada tanggal 19 Juli 1933. Erupsi preatik tersebut mencakup daerah seluas 35 k dengan lebih dari 100 buah titik letusan. Pada saat terjadi gempa lembah itu mengalami retak-retak dan disusupi air tanah maupun air permukaan. Selang beberapa waktu kemudian tiba-tiba terjadi letusan, yang berupa lontaran tanah dan batu-batu ke atas dan menyebar ke daerah sekitarnya.

Vulkan lumpur atau ada yang menyebutnya lumpur vulkanik merupakan akibat dari tekanan lumpur yang membentuk struktur rembesan yang sampai menembus permukaan bumi atau dasar laut sehingga membentuk letusan-letusan kecil yang tampak sebagai loncatan-loncatan lumpur ke atas secara periodik. Proses terjadinya: Di tempat- tempat tertentu terdapat lapisan kulit bumi yang lembek, yang berupa lumpur encer atau setengah encer. Jauh di bawah tempat itu (di dalam bumi) terdapat kandungan barang tambang minyak bumi. Minyak bumi di dalam perut bumi yang mendapat tekanan kuat tinggi dan berada dilingkungan suhu yang tinggi, akan berubah menjadi gas alam. Hal yang demikian juga terjadi pada minyak bumi yang terdapat di bawah lapisan lumpur

Bila minyak bumi di bawah lapisan lumpur mendapat tekanan tinggi dan berada di lingkungan suhu yang tinggi akan berubah menjadi gas alam. Makin lama jumlah gas itu makin banyak dan tekanan gas semakin kuat, sehingga suatu saat tertentu mampu melepaskan diri sambil mendorong lumpur di atasnya. Pada saat lumpur terdorong ke atas tampak oleh kita loncatan lumpur ke atas, dan terdengarlah suara “bledug”. Setelah terjadi proses tersebut di dalam bumi mulai pembentukan gas seperti semula dan bila tekanannya sudah cukup kuat, maka ia akan mampu keluar sambil mendorong lumpur seperti semula, dan terdengar lagi suara "bledug" Gejala tersebut dinamakan vulkan lumpur. Gejala semacam ini banyak terdapat di berbagai belahan dunia, seperti di Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah, yang dinamakan Bledug Kuwu, Aceh, Maluku Selatan, dan beberapa tempat lain di daerah tambang minyak bumi.

Bila tempat keluarnya gas alam (gas bumi) tadi tidak berupa lokasi yang berlumpur, tetapi melalui celah atau retakan atau lubang pada tanah yang kering, maka akan berujud sebagai gas yang memancar ke atas (tak tampak oleh mata). Bila suatu ketika terdapat percikan api yang menyentuh gas yang memancar keluar tersebut, maka akan terbentuklah nyala api yang seolah-olah keluar dari dalam tanah. Api Abadi Mrapen, yang sering digunakan untuk menyalakan Api PON, terbentuk secara demikian. Api Abadi seperti yang terdapat di Mrapen, juga terdapat diberbagai tempat, seperti di Yunani, yang digunakan untuk menyalakan obor Olimpiade 

Bila keluarnya gas alam tersebut berada di lingkungan air, maka akan tampak, air dimana gas itu keluar seperti mendidih, karena keluar buih atau gelembung seperti air yang sedang mendidih. Padahal airnya dingin. Buih-buih yang terlihat sebagai gelembung air itu sebenarnya gas yang keluar dari dalam bumi, dan bisa menyala bila bersentuhan dengan api.
(Lihat di kolam dekat Api Abadi Mrapen). Gejala semacam itu dalam skala kecil juga terlihat di daerah Sangiran, tempat diketemukannya Pitekantropus Erektus. Kemungkinan besar gejala ini juga terdapat di Aceh, Riau, Kalimantan Timur, dan lrian. 

0 Response to "ERUPSI PREATIK DAN VULKAN LUMPUR (LUMPUR VULKANIK)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel