Sumber Tertulis/Tekstual

Sumber Tertulis/Tekstual
Penggunaan sumber tertulis dalam penelitian sejarah sangat penting. Sumber tertulis memberikan informasi secara tertulis mengenai aspek-aspek (sosial, ekonomi, budaya, dan politik) yang akan diteliti. Bila dilihat dari segi bentuknya, sumber tertulis dapat berbentuk tulisan yang dicetak dan tulisan tangan atau manuskrip. 
Berikut contoh sumber tertulis yang dapat dijadikan sumber penelitian sejarah. 
a) Laporan 
Dalam sejarah, laporan dapat memberikan banyak informasi penting bagi sebuah penelitian. Sejarawan dapat menggunakan laporan, baik yang dibuat oleh lembaga pemerintah maupun nonpemerintah dalam kegiatan penelitiannya. Contoh laporan yang dibuat pemerintah adalah akta kelahiran. Contoh laporan yang dibuat nonpemerintah adalah laporan perusahaan. Laporan tahunan perusahaan menjadi sumber yang penting. Setiap tahun sebuah perusahaan pasti membuat laporan keuangan yang berisi keuntungan atau kerugian yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan laporan tahunan tersebut, dapat diketahui perkembangan sebuah perusahaan pada suatu periode. Dalam menggunakan laporan sebagai sumber sejarah, sejarawan harus bersikap kritis karena laporan yang ditemukan sering tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Ketidaksesuaian laporan bisa terjadi karena tercecer, hilang, atau kurang lengkap pada waktu laporan tersebut dicatat. Oleh karena itu, perlu dilakukan cek silang dengan sumber lainnya. 

b) Surat
Surat merupakan dokumen berharga dalam penelitian sejarah. Surat dibagi menjadi surat pribadi dan surat resmi yang dikeluarkan sebuah lembaga. Surat pribadi berisi tentang hal-hal yang bersifat pribadi dari pengirim kepada penerima. Adapun contoh surat pribadi adalah surat yang ditulis R.A. Kartini kepada bangsawan Belanda. Setelah Kartini wafat, surat-surat yang dikirimkan kepada Ny. Abendanon dibukukan oleh Mr. J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht. Setelah itu, buku tersebut diterjemahkan oleh Armijn Pane pada tahun 1938 dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang. 
Contoh surat resmi yang dikeluarkan sebuah lembaga adalah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Pada periode tahun 1965-1966, Supersemar memiliki peranan penting dalam meredakan ketidakstabilan politik Indonesia saat itu. Ada yang berpendapat bahwa Supersemar menandai dimulainya pemerintahan Orde Baru. Berdasarkan Supersemar tersebut, sejarawan dapat memberikan tafsiran bahwa kondisi politik Indonesia pada tahun 1965-1966 mengalami ketidakstabilan. Melalui Supersemar kita juga dapat menafsirkan bahwa sejak saat itu Letnan Jenderal Soeharto bertanggung jawab penuh atas keamanan dan ketertiban di indonesia. 

c) Surat Kabar 
Surat kabar biasanya memuat berita tentang peristiwa penting dalam masyarakat Berita tersebut merupakan Sumber berharga bagi sejarawan. Sejarawan dapat menyeleksi berita dalam surat kabar yang dapat dijadikan sumber bagi penelitian sejarah. Berita yang disajikan setiap surat kabar kemungkinan menyajikan suatu analisis yang berbeda dan beragam. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan interpretasi penerbit surat kabar. Perbedaan itulah yang harus diperhatikan sejarawan dalam mengolah informasi. Sejarawan harus bersikap kritis dan teliti dalarn menganalisis serta menginterpretasikan informasi yang dimuat dalam surat kabar. Hendaknya sejarawan dapat membedakan antara fakta dan opini pada waktu menggunakan surat kabar sebagai sumber sejarah. Fakta merupakan kenyataan yang sesungguhnya terjadi atau ada. Adapun opini merupakan penilaian terhadap fakta itu sendiri. Jika sudah masuk dalam bentuk opini. subjektivitas sejarah akan semakin menonjol. 

d) Prasasti 
Salah satu sumber tertulis tertua di indonesia adalah prasasti. Prasasti sebagai sumber sejarah banyak memberikan sumbangan keterangan. Berbagai keterangan penting yang diperoleh dari prasasti antara lain mengenai struktur kerajaan, struktur birokrasi, struktur kemasyarakatan, struktur perekonomian termasuk kegiatan pertanian dan perdagangan, agama, sistem kepercayaan dan adat istiadat di dalam masyarakat Indonesia kuno, aksara, bahasa, hukum, keadaan topografi, genealogi, serta permukiman. 

e) Kronik 
Kronik merupakan suatu tulisan mengenai perjalanan seorang musafir. Kronik banyak ditemukan dalam sejarah dinasti-dinasti kerajaan Tiongkok, seperti kronik dinasti Tang. Namun, ada pula musafir dari Eropa seperti Marcopolo dan ibnu Batutah. Biasanya para musafir menuliskan seluruh peristiwa atau fenomena pada waktu melakukan perjalanannya. Di mana pun musafir tersebut singgah, maka daerah dan kehidupan masyarakatnya menjadi titik tolak penulisannya. Dengan demikian, bangsa yang pernah disinggahi oleh musafir tersebut dapat menjadikan catatannya (kronik) sebagai sumber sejarah. 

f) Babad 
Babad merupakan karya tulis yang bercerita tentang pendirian sebuah kerajaan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar kerajaan. Babad digolongkan sebagai karya sastra sejarah karena di dalamnya menceritakan suatu peristiwa, perkembangan suatu daerah, dan juga terdapat silsilah-silsiiah penguasa. Dengan babad, kita dapat mengetahui ataupun mengidentifikasi peristiwa-peristiwa sejarah pada waktu itu. Babad biasanya bersifat istanasentris (ceritanya dipusatkan pada raja ,atau keluarga raja), feodalistis-aristrokrasi (pokok yang dibicarakan hanyalah kehidupan kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat kerakyatannya), religio-magis (dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib untuk menghormati dan meninggikan kedudukan raja), dan regionsentris (banyak dipengaruhi unsur kedaerahan, cerita-cerita gaib, dan juga cerita-cerita dewa dari daerah tersebut). 
Babad Tanah Jawa merupakan sejarah tertua yang ada di Pulau Jawa. Isi Babad Tanah Jawa menampilkan silsilah raja-raja di Indonesia, di antaranya raja-raja Kerajaan Pajajaran, Majapahit, Demak, Pajang, sampai Mataram. 

g) Hikayat
Pada dasarnya hikayat sama dengan babad, hanya berbeda dalam penyebutannya. Hikayat lebih dikenal di Melayu, sedangkan babad dikenal di tanah Jawa (Mataram). Hikayat merupakan kesusastraan Melayu yang kebanyakan ceritanya bernuansa islam. Sebagian besar hikayat menggunakan bahasa Melayu yang berbentuk prosa, walaupun di antara karya-karya tersebut ada juga yang berbentuk sajak. Dalam bentuk sajak, hikayat memiliki dua bentuk penulisan. yaitu syair dan pantun.

0 Response to "Sumber Tertulis/Tekstual "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel